Sebuah Rahasia

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang kurasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang kudamba
#Kahitna🎶
Image by: google
Ternyata benar ya, sebuah lagu bisa mewakili isi hati. Tiap liriknya serasa meresap kedalam sanubari. Seperti akhir-akhir ini, lagu yang pernah tenar di-masa nya itu, acap kali kuputar berulang-ulang. Tanpa rasa bosan, dan enggan untuk dihentikan. Seperti perasaanku padamu, yang tak pernah bosan kupelihara agar terus berbunga, ketika sejak pertama kali kita bertemu. Iya, pertemuan itu telah mengubah hari-hariku. 

21 November 2018, ingat sekali, kala itu aku tengah tenggelam dalam tugas proposal skripsi yang membuatku pusing setengah mati. Bagaimana tidak, deadline proposal skripsi tinggal menghitung jari, namun belum juga terlihat tanda-tanda untuk berakhir. Lebih tepatnya, aku masih stuck di poin 1.1 latar belakang masalah, Hahaa. Pusing sendiri di sudut ruang perpustakaan. 

Di tengah kesunyian ruang perpustakaan kala itu, datang segerombolan mahasiswa. Sekilas kupandangi orang-orang yang masuk, dan sesungguhnya aku merasa asing dengan wajah-wajah mereka. Satu yang dapat kupastikan, itu adalah juniorku. Dari sekian banyaknya kursi kosong yang tersedia, mereka akhirnya memutuskan untuk duduk di selasar, tepatnya meja kosong yang ada di depanku. Dalam hati aku menggumam "Duh berisik deh ini, makin ga konsen ini mah." Betul saja, pada menit-menit awal, mereka masih mengobrol santai, lalu menit selanjutnya, obrolan mereka makin asyik, meracau tak karuan. Serasa tak ada orang lain ditempat tersebut. 

Saat itu aku kesal dan ingin rasanya menegur. Aku pun mencoba untuk melihat kearah gerombolan orang itu. Tepat saat aku menengadahkan kepala, mataku seketika langsung tertuju pada satu orang, yang cukup menarik perhatian. Setelannya cukup terbilang rapi, Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dilipat rapi sesiku, celana panjang berjenis bahan dengan warna abu-abu, kulit putih cerah, dengan rambut pendek belah tengah, bak gaya rambut cowo korea yang sedang tenar saat ini. 

Seketika aku terpana. Rasa kesalku hilang begitu saja. Ah, diriku rasanya tak percaya dengan keadaan ini. Hatiku berkecamuk dan bersuara keras "Hai kamu, kamu menarik sekali. Hey, nengok dong, please." Dia yang kulihat, tetap fokus menyender pada dinding sambil asyik bermain game, entah game apa yang mampu menarik perhatiannya.

Sejak saat itu aku selalu memperhatikan Dia yang dulunya luput dari pandanganku. Selalu ada saja momen" ketika kita tidak sengaja bertemu. Entahlah, aku selalu bingung pada situasi, ketika aku fokus pada seseorang, semesta seperti mengaminiku untuk bertemu dengan orang itu. Pastinya, aku yang lebih dulu menyadari kehadiran Dia, baik bertemu secara tak sengaja di lobby kampus, di kantin maupun di perpustakaan. 

Rasanya senang sekali saat aku dapat berpapasan denganmu, atau ketika kau sedang makan dan duduk tepat diseberang mejaku. Namun yang bisa ku lakukan hanya mampu mencuri pandang sesekali, walau dalam hati rasanya senang setengah mati. Jujur, pada waktu yang bersamaan, terkadang aku merasa benci dan senang pada diriku sendiri. 

Aku benci ketika hanya aku yang merasakan sendiri rasa cinta ini. Hanya menunggu, dan terus menunggu dalam bimbang. Hingga tanpa disadari, aku menjadi sosok pengagum rahasia yang tak berdaya. Berani mencinta, namun tak mampu mengungkapkan rasa. Hidupku pun penuh dengan dilema, gila ya? Namun disisi lain, aku merasa senang bisa mencintaimu, mencintai dalam diam, mengagumi dari jauh, dan merasakan perasaan bahagia yang semu ini. Bagaimana bisa seseorang menahan rasa cinta, atau bahkan mengindahkan perasaan yang tengah berbunga? Karena pada dasarnya ketika seseorang sedang jatuh cinta, ia seperti lupa cara menahan perasaannya. Menahan agar tidak jatuh cinta lebih dalam lagi. Tapi mengapa denganmu, aku bisa menahan perasaan itu? Entahlah.

Satu hal yang pasti, aku tak pernah menyesal telah mencintaimu. Biarlah waktu yang memutuskan sampai kapan aku dapat bertahan mencintaimu dalam diam. Atau mungkin, waktu yang akan menjawab, bahwa ada sebuah kesempatan bagi kita untuk bisa lebih dekat. Sekedar menghabiskan waktu bersama di sore hari, atau berbagi keluh kesah di atas meja makan pun tak jadi masalah. Terakhir yang perlu kamu ketahui, itu pun kalau kamu ingin tahu, hatiku masih sama.. saat pertama kali aku melihatmu. Ah iya, terima kasih telah menjadi inspirasiku. :) 

Hi - •••
22.44
30/01 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Tipografi

Cara Menghilangkan Tampilan "Welcome to Nginx"

Foto Buku Tahunan