Cerpen Pertama

Hai April, ahhh rasanya cepat sekali waktu bergulir. Hai kamu, para pembaca yang mungkin sedang nyasar ke rumahku yg sederhana ini. Hari ini lagi libur Isra Mi'raj, dan gue pengen berbagi cerita ke kalian semua. Mumpung ada waktu, hehe. Gue baru aja iseng-iseng buka notes di smartphone, dan mendapatkan catatan yang isinya cerpen yang udah lamaaaa banget gue buat. Jujur, gue tuh paling gabisa banget buat cerpen. Entah kenapaa dulu ada pikiran buat nulis cerpen yang absurd gitu. Kalau ini dibaca sama yang jago nulis cerpen, pasti tengsin banget sihh guee wkkw, tapi yaudah lahhh gapapaa, namanya juga lagi belajar yakaann? Coba aja duluu, betul atau salahnya bisa dinilai setelah ini.

Kalau ditanya genrenya apa, mungkin romance kali ya? Alurnya kek gimana, tokohnya gimana, dan lain sebagainyaaa, gue tulis semampu yang gue bisa, wkkw. Semoga menghibur, waktu dan tempat untuk ngetawain, dipersilahkan. 😂 Enjoyed !!

Dan..

"Apakah kalian percaya dengan cinta yang datang ketika 2 orang bertemu tatap saat pertama kalinya? Aku percaya.." 
Lama, Nadine menatap kalimat yang berada disalah satu artikel yang sedang dibacanya. Sebuah pertanyaan yang menurutnya, tak masuk akal
"Ahh, Bullshit. Mana bisa cuman sekali natap langsung jatuh cinta ?!" walau terdengar tidak setuju, Ia tetap melanjutkan bacaannya hingga selesai. Perlahan ia scroll up-down mousenya secara berulang. Sekarang Ia tersenyum kecil didepan layar laptop dengan raut wajah yang tidak percaya. 
"Hmm kalo aku sih yes! Tulisannya bagus, cukup menarik, dan manis. Tapi kok rasanya kayak ga realistis gitu yaah"
Sekarang Nadine malah ngomong sendiri, berkomentar bak seorang juri dalam sebuah audisi. Nadine, seorang wanita muda yang suka berpendapat. Mungkin bisa dibilang bawel. Tapi, kebawelannya itu hanya ditampilkan saat didepan orang terdekat saja, dan yang terkhusus, saat ia sedang sendiri. Ia memiliki rambut ikal sebahu, wajah tirus, mata yang sedikit sipit, serta hidung kecilnya yang terlihat mancung memaksa. Banyak yang bilang dia itu 'copy-an mamah' nya banget. 
"Drrt drrt" terdengar getar dari handphone nya. Notif chat pun muncul, konsentrasinya buyar ketika melihat chat yang baru ia terima.
"Nad, besok jangan lupa ada pertemuan UKM, mau ada perkenalan sama junior." Chat Diaz membuat Nadine tertiba menjadi ngelamun 
"Wah, dede' gemess.. Bisa kali yaa nyantol satu dua orang maah, Eh! Tapi kan besok ada KP (Kelas pengganti)" Dengan sigap, nadine langsung mengetik dan membalas chat Diaz. 
"Gue besok ada KPPPP. Duh, padahal mau ikut :(" tak lama Diaz membalas 
"Ah sampis, alesan aja lo mah. Bilang aja gamau ikut" 
Nadine pun menjawab dengan muka bete 
"Yee sialan lo, sotau! Gue mau ikuuut. Besok samper aja deh ya ke kelas, abis absen gue langsung cabut wkakak"

Chat Diaz semalam sukses membuat Nadine sibuk memperhatikan fashion stylenya pagi ini. Mungkin karena sudah lama menjomblo, perasaan iseng menggaet junior pun tak mau Ia sia-sia kan. "Demi status baru" gumamnya dalam hati. 
Nadine pun memutuskan untuk memakai setelan kaos band favoritenya, Linkin park. Dibalut dengan jaket denim lalu celana jeans belel serta sepatu vans old skool kesayangan.

Kelas pengganti di siang hari memang membosankan, Nadine benar-benar ga mood banget buat belajar, semua pikirannya tertuju pada pertemuan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Film yg akan dimulai 10 menit lagi. Dengan gusar, ia melihat layar handphone, memastikan kalau Diaz sudah didepan kelasnya atau belum. Panjang umur, tak lama hp nya berbunyi. Muncul notif chat dari Diaz
 "Gue didepan kelas lo nih, buruan keluar" 
Lantas, tanpa ba-bi-bu lagi, Nadine mengangkat ranselnya dan berlari dengan cepat, tepat saat sang dosen sedang sibuk main HP. 
"YEAAHH" 
Teriak Nadine dengan tertiba, Diaz yang mendengarnya kaget, dan langsung menutup mulut Nadine 
"Gila lo ya, berisik kunyuk, gagal cabut tau rasa lo, ayo buruaan" Ujar Diaz sambil menarik tangan Nadine menjauhi kelas, lalu menuju ruang pertemuan UKM. Nadine hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.

Suasana didalam ruangan sudah cukup ramai, para junior nampak sangat antusias dengan pertemuan perdana ini, termasuk Nadine.Yup, apalagi kalo bukan niatnya untuk ngecengin brondong. Matanya dengan tajam memindai seluruh junior yang ada didalam ruangan tersebut "Ah gaada yg menarik" 
Ujar Nadine sembarang, mendengar hal itu Diaz menjawab 
"Selera lo aja yg ketinggian, lagian inget umur sihh, cari yg lebih tua dikit kek, ini malah yg lebih muda 2 thn dari lo" 
Jawab Diaz panjang lebar, dan langsung dijawab Nadine dengan muka jutek 
"O aja ya yaazz.." 
Tak lama kemudian, sesi perkenalan pun dimulai. Seorang wanita berdiri dan memperkenalkan dirinya, lalu dilanjut ke sebelahnya, dan seterusnya. Ditengah sesi perkenalan, tiba-tiba pintu ruangan diketuk, dan masuklah seorang laki-laki dengan tinggi badan layaknya seorang atlit basket, serta berperawakan blasteran. 
"Permisi, maaf telat" ujarnya, 
Lelaki itu lalu duduk di kursi kosong paling depan. Nadine yang sedari tadi memperhatikan laki-laki tersebut langsung canggung saat sang junior nya duduk tepat didepan dia. Mata mereka saling beradu, lantas Nadine tersenyum kikuk dan megalihkan pandangannya seketika. 

Sesi perkenalan yang sempat tertunda akhirnya dilanjutkan kembali, kali ini perempuan berkacamata dengan mantap memperkenalkan dirinya 
"Hai, nama Saya Rina Sober, saya dari SMAN 3 Jakarta, alasan saya masuk UKM Film ini karena, saya ingin menjadi sutradara" 
Mendengar perkenalan barusan, laki-laki yang telat ini nampak kebingungan, dan ia pun mengangkat tangannya 
"Maaf kak," Dengan sigap Nadine menjawab
"Iya, kenapa?" Laki-laki itu melanjutkan pembicaraannya kembali 
"Sepertinya saya salah ruangan. Maaf sekali lagi" laki-laki tersebut menjawab dengan malu, dan segera keluar dari ruangan UKM Film. Suasana pun menjadi riuh, diam-diam Nadine tersenyum sendiri melihat kejadian tersebut. 
"Duh dek, lucu banget sih kamuu" 
Pertemuan singkat Nadine dengan juniornya memberikan kesan tersendiri untuk dia. 

Setelah pertemuan perdana UKM selesai, Nadine menuju kantin bersama Diaz. Satu jam cukup menguras tenaga mereka, walau sebenarnya hanya duduk diam dan ngobrol santai. Pikiran Nadine masih dipenuhi dengan kejadian lucu di ruang UKM Film, 
"Yaz, tadi lucu banget ya tuh anakk yampuunnn," ujarnya sambil meneguk minuman thai tea miliknya. 
"Hahaa iyaa! Ih gilak, malu banget tuh pasti. Sayang banget ga daftar di UKM kitaa, padahal tampangnya oke tuhh" jawab Diaz tanpa jeda. Nadine senyum-senyum sendiri membayangkannya, tanpa sadar ia menggumam "Ganteengg" 
Mendengar hal itu,  Diaz langsung menggoda Nadine 
"Jiaa jiaa, kepincut nihyee, harusnya tadi ditahan dulu anaknya"  ujar Diaz kemudian, 
"Hehee..  eh, Kok ditahan sih? kenapa emangnya?" Tanya Nadine heran,
 "Yeuu, gini nih. Kalo udah kepincut suka ga fokus. Dia aja belum sempet ngenalin diri, jadi gatau kan, nama dia siapa, jurusannya apa, masuk UKM mana" Jelas Diaz kemudian, 
"AHHHH IYAA" Nadine setengah berteriak 
"Duh kok gue bisa lupa sih sama hal kayak gitu, duh begooo lu Nad" Umpat Nadine pada dirinya sendiri. 
"Hahahaha yeuu kocak luh, penyesalan emang selalu datang terakhir, nikmatin aja yak" Tawa Diaz melihat tingkah Nadine yang sedang kesal dengan dirinya sendiri.

Hari-hari pun berlalu, namun ingatan Nadine dengan sosok lelaki itu masih segar dan enggan untuk dihilangkan. Beragam pertanyaan hilir mudik dipikirannya, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri "Apa iyaa, gue suka sama dia?" 
"Masa sihh?" 
"Ah gilak, gamungkin lah, tapi kenapa masih kepikiran ya?" Tanya nya dengan heran. 
Nadine sering berharap, suatu hari ia akan berpapasan dengan lelaki itu dan mereka akan saling menyapa, lalu mengobrol akan banyak hal. Namun harapan hanya sekedar harapan, dengan kondisi kampus yang besar dan luas seperti ini, rasanya sulit sekali bertemu dengannya.

Pada malam rabu yang sejuk, ada sebuah acara seni dikampus Nadine, ia dan Diaz sepakat mengunjungi acara tersebut. Ada banyak booth yang berjejer disekitaran lapangan parkir gedung B. Mulai dari booth makanan, minuman, lukisan, pernak-pernik, dan banyak hal lainnya. Suasana malam terasa sangat syahdu dengan dilatari lagu kodaline - The One, Nadine diam terpaku menatap kearah panggung. Dirinya melihat sosok lelaki itu sedang bermain cajon. Ingin rasanya segera mencari Diaz untuk memberitahu kabar ini, namun segera diurungkan Nadine. Ia takut kehilangan jejak lagi, ia pun menikmati pertunjukkan malam itu dengan khidmat. Menghayati liriknya, sambil terus menatap kearah lelaki yang sampai kini belum ia ketahui nama dan asalnya. Tak lama pertunjukan selesai, mereka pun turun dari panggung dan bergegas ke arah tempat duduk yang ada disekitaran panggung. Namun lelaki itu langsung bergegas pergi dengan amat terburu-buru. lagi-lagi, Nadine kehilangan jejaknya. Dari kejauhan, Diaz datang membawa makanan yang ia beli dengan beberapa barang belanjaan pernak-pernik. 
"Lo kenapa nad, murung gitu muka nya?" Nadine menoleh kearah sumber suara, 
"Ahhhh Diaaazzzz, gue keilangan dia lagi huhuuu" ujar Nadine, sambil memeluk Diaz dengan raut wajah sedih dan kesal yang menjadi satu. 
"Udahh, udahh.. belum waktunya kalii. Sabar ya," Diaz coba menenangkan Nadine. 
"Nih makan dulu deh, laper kan lo pasti." Nadine hanya diam dan mengambil jajanan yang dibeli oleh Diaz. 
Dirinya tak habis pikir, keadaan ini benar-benar belum pernah ia rasakan. Aneh banget rasanya, ketika kita bertemu seseorang dan seketika itu juga tertarik dengan orang tersebut, daya tariknya sangat kuat hingga kita sulit untuk mengontrol diri sendiri. 

Pasca pertemuannya yang kedua kali dengan lelaki tanpa diketahui namanya itu, sukses menambah beban pikiran dan hati Nadine, dirinya dipenuhi dengan kegalauan efek dari perasaan cinta yang tidak terkontrol. Hal itu yang membuat Diaz menjadi prihatin dan sedih dengan sahabatnya tersebut. 
"Nad, udahlahh lupain ajaa, lo jadi berantakan gini tau ga?!" Nadine hanya diam termangu 
"Anggap aja ini ujian dari Tuhan, karena lo suka kecewain cowo terus" Diaz mencoba untuk memancing Nadine berbicara, tapi yang didepannya hanya diam dan asik dengan pikirannya yang entah kemana. Suasana semakin hening, Diaz sudah menyerah untuk menghibur Nadine. Tiba-tiba Nadine mengemas perlengkapannya dan berdiri 
"Gue balik aja deh kerumah, males ikut kelas." Ujarnya dengan datar. 
Diaz melongo heran dengan sikap Nadine hari ini, "Yakin lo? Yaudah hati-hati dijalann, jangan meleng, kabarin kalo udah dirumah" yang lalu dijawab Nadine seadanya 
"Ya, sip, oke." 
Nadine berlalu keluar kampus, menuju halte bus.

Suasana halte bus di waktu pulang kerja seperti ini selalu ramai, kita harus berlomba-lomba untuk menerobos masuk bus kalau ingin cepat pulang dan tidak ingin menunggu bus berikutnya. Untungnya, rumah Nadine cukup dekat dari kampus. Hanya perlu melewati 5 halte saja, jadi ia tak perlu berlama-lama di perjalanan. Bus transjakarta ke arah grogol pun datang, Nadine dan sejumlah orang di sisi kanan - kirinya berhamburan masuk ke bus. Seketika bus menjadi sesak karena penuh dengan penumpang. Namun tak disangkanya, tepat Nadine berdiri, sosok lelaki yang ia cari-cari selama ini ada didepannya sekarang. Tentu, Nadine tak mau melewati momen ini begitu saja, dan saat Nadine menatap lelaki itu, dia pun seperti mengenali Nadine.  Langsung saja  Nadine membuka pembicaraan lebih dulu kepada lelaki didepannya itu. 
"Haii" sapa Nadine
"Hai kak." Jawab lelaki itu sambil tersenyum
"Kamu yg waktu itu salah masuk ruang UKM kan ya?" Tanya Nadine tanpa basa-basi,
"Ngg.. ahahaa, iyaa masih inget aja kak" Jawab lelaki itu sedikit malu, 
"Yaampun, inget dong, momen itu ga terlupakan banget" ujar Nadine sumringah,  lelaki itu hanya menyengir dan menggaruk kepalanya yg tidak gatal, 
"Oiya, waktu acara seni kamu manggung juga kan?" Tanya Nadine kemudian, 
"Iya, aku juga liat kakak waktu malam itu" jawab lelaki itu kemudian 
"Oh ya?" tanya Nadine sedikit tidak percaya. Ditengah perbincangan tersebut, sang lelaki menawarkan kursinya untuk Nadine 
"iyaa beneran, oia ini kak duduk, biar saya aja yg berdiri" tawarnya kemudian 
"Oh gausah, makasihh, aku berdiri aja" namun lelaki itu tak menghiraukan jawaban Nadine, ia tetap berdiri dan mempersilakan Nadine untuk duduk, Nadine sedikit kikuk dan akhirnya ia pun duduk dan melanjutkan obrolannya 
"Makasih ya, btw tapi aku ga liat kamu lagi tuh, pas selesai manggung." Lanjut Nadine kemudian, ia sangat menikmati percakapannya saat ini dengan lelaki tersebut 
"Oh itu, aku abis selesai manggung langsung balik, ada acara lain soalnya hhe." Lelaki itu mencoba untuk menjelaskan 
"Hmm gituu ya ternyata" gumam Nadine. 
"Kakak, abis dari kampus?" Lelaki itu mengganti topik 
"Iyaa, kamu sendiri?" Tanya Nadine kembali, 
"Abis latihan band" jawab lelaki itu singkat, dan dijawab dengan gumaman "Ohh" yg keluar dari mulut Nadine. Tak lama, terdengar suara pemberitahuan dalam bus
"Halte selanjutnya, Slipi kemanggisan. Harap periksa kembali barang bawaan anda  agar tidak tertinggal didalam bus. Terima kasih." Banyak penumpang yang bersiap-siap untuk turun, begitu juga dengan lelaki itu 
"Ka, aku duluan yaa, bye" Nadine pun mengangguk "Hati-hati ya, nice to meet you" ujar nya kepada lelaki itu, sang lelaki mengangguk dan ia pun berjalan kearah pintu yang siap akan dibuka, seketika itu juga Nadine teringat sesuatu, ia pun mencoba menarik perhatian lelaki tersebut 
"Heii.." Lelaki itu menoleh, 
"Nama kamuu.." namun lelaki itu tak dapat menjawab penuh ucapan Nadine 
"Dan.ii.." sayup-sayup terdengar suara lelaki itu, penumpang lain terus mendorong dirinya untuk keluar dari bus. Nadine setengah berdiri saat pintu mulai tertutup 
"hah... Siapa?" Nadine kembali duduk dengan lemas, bus yang ia tumpangi kembali melaju ke halte berikutnya. 
"Dan..ii..?" 
"Dan..di?" Nadine bertanya-tanya dalam hati. 
Lagi-lagi, ia kembali dibuat penasaran oleh lelaki itu. 
Sekelumit pertanyaan mulai memenuhi pikirannya saat ini. Pertemuan singkat yang penuh arti, namun tetap menyimpan misteri. 

"Lagi-lagi, aku terjebak pada perasaanku sendiri. Dengan segala kerisauan hati ini. Hahhhhf"

F.A - 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Tipografi

Cara Menghilangkan Tampilan "Welcome to Nginx"

Foto Buku Tahunan