Menanggapi Pertanyaan sensitif dengan pikiran positif


Halo semuanya, apa kabarnya nih? semoga baik dan sehat lahir-batin yaa heuheu. Oh iya, omongin kesehatan lahir-batin, kali ini gue mau sedikit bercerita mengenai kata sederhana namun dapat merubah mood seseorang. Kalian pasti sudah hafal banget sama kata satu ini, iyalah apalagi kalau bukan "KAPAN?" gue tebak, kalian yang diluar sana pasti punya beragam pengalaman yang terkadang menyebalkan namun ada juga yang menyenangkan. Salah satu korban pertanyaan kapan ini pula, pada akhirnya menimpa diri gue.

Gini guys, gue ini bisa dibilang perempuan yang tingginya normal untuk ukuran tinggi wanita. Tapi, gue hanya sedikit 'kurang lemak' aja dari yang lainnya. Akhirnya tubuh gue terlihat kurang proposional dimata mereka. Sudah, sesimple itu, namun herannya banyak orang yang merasa terlalu peduli dengan gue dan selalu menanyakan hal yang membuat gue khatam mendengarnya. Misalnya kayak gini,  "Pau kurus banget sih, makan kek" Hellow, memangnya selama ini gue ga makan? gue makan! cuman ya porsinya ga sebanyak elo-elo semua, kapasitas perut kita berbeda! catet itu.  Terus ada lagi yang percakapan kayak begini,
Gue: "Ciee kurusan, akhirnya sukses yah dietnya! :) " lalu teman gue menjawab dengan santainya Teman Gue: "Iya doong, elo kapan gemuk?! badan segitu-gitu aja, makan yang banyak kek, 5 kali kalo bisa. Elo tuh ya, blablabla~"
Niatnya memuji teman gue yang sukses diet, eh malahan gue yang kena ceramah.

Kalimat-kalimat yang beragam rupa dan bentuknya itu sukses memenuhi isi kepala gue dan membuat gue berpikir serius mengenai hal ini. Memang sih, kalimatnya gaada yang ngenakin buat didengar "Kapan gemuk? badan kayak anak SMP gitu ih" "Gemukin badan sih pau, kapan mau dapet pacar?" yang selalu berujung dengan muka gue yang kesel, gondok, tapi hanya bisa diam dan kasih senyuman kecut.

 Dapat dipastikan, perasaan yang ditimbulkan dari kata "KENAPA" ini adalah rasa kesal kesumat. Namun tenang guys, kekesalan yang sering kita rasakan itu, semakin sering dirasa semakin tak terasa lagi rasanya. Maksudnya? Iya, kita cenderung masa bodo-in apa kata mereka. Iya sihh bagus, tapi jangan menyimpan dendam sama mereka yaa hha. Anggap aja itu sebuah peringatan untuk kita agar selalu bersyukur dan berusaha. Singkatnya, ambil postifnya ajalah.

Kalau gue pribadi, menganggap komentar dan pertanyaan manis nan indah ini adalah sebagai pecutan. Gue mulai menyugestikan diri gue setiap hari. Kurang lebih isinya begini: "Iya, gue sadar kok kalau kurang gemuk, tapi gue punya cara sendiri buat menggemukkan badan. Sabar, semua butuh waktu, butuh mood, gue juga tau kalo kurus itu gaenak dilihat. Tapi gue bahagia, ya tapi gue juga mau punya badan proposional. Jadi sabar ya. Kita tunjukkan, kalau kita bisa berubah. Halo jiwa, hati dan pikiranku, mari kita bekerja sama. Mungkin akan sedikit melelahkan, tapi tak apa, harus ada usaha bukan, untuk menikmati buah yang manis?"

Hasilnya? gue mulai membuat target dan hingga detik ini gue masih menjalankan program yang telah gue buat. Sabar, lagi proses, yang alami hasilnya ngga instan. Intinya, semoga kebaikan menyertai kita semua. Baik yang selalu bertanya maupun meladeni pertanyaan-pertanyaan. Haha.. semoga aja bisa go 47!! doakan yaaa >_<


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Tipografi

Cara Menghilangkan Tampilan "Welcome to Nginx"

Foto Buku Tahunan