Suka duka Menjelang UN 2015

Halooo tak terasa sudah akhir bulan Maret, bagi anak SMA kelas 3, waktu begitu cepat berlalu. Sungguh, rasanya banyak waktu padat yang tak jarang hanya sedikit jam istirahatnya. Bulan berganti bulan, tak terasa sebentar lagi mau UN. H-16 booook!! o_o
Ujian demi ujian sudah terlewatkan, dimulai dari bulan Januari.
-Tugas" berdatangan dengan membabi buta. Mapel yg tidak di UN kan, para guru memberi tugas yg tak ada habisnya.
-Mulai Pemantapan Materi (PM) setiap hari sabtu, dan jam pulang jadi lebih lama. Jam set 4 baru pulang.
Akhir januari sampai Februari
-Ujian praktek, dari yang berkelompok sampai yang individu.
-Ditambah lagi try out" dari sekolah
-Try out gundhar, provinsi
Bulan pun berganti, dan masuklah ke bulan Maret
-UTS di awal bulan..
-Lalu, selang seminggu diadakan lagi UAS. Jangan tanya, betapa mengepulnya kepala ini. Yaa walaupun tampak dari luar masih segar bersemangat, tetap tersenyum di dalam tekanan hahaaha :D

Dan sekarang, bulan Maret akan segera berakhir. Ujian yang ditunggu pun akan datang, walau sangat tak diinginkan. Tapi, demi kelulusan, harus berjuang mati-matian, agar bisa melnjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi :)
Di tengah kesibukan mengurus UN, pasti ada saja masalahnya.. Salahsatunya  terjadi di sekolah gue, seperti Deja Vu. Tahun kemarin, ada guru bahasa Inggris yang curhat mengenai kebijakan pemerintah dan hubungannya dengan gaji yg di dapat oleh guru honorer. Dan sekarang, guru MTK gue bercerita ditengah sepi nya halaman sekolah, yang entah pada kemana guru-guru yg ada.
Ceritanya sama, seperti pada tahun lalu saat guru bahasa Inggris gue ceritakan. Masalah yang sama, namun dibawakan oleh orang yang berbeda. Dan, setelah gue pikir-pikir.. masalah ini datang selalu berdekatan saat-saat mendekati UN.

Banyak sekali kekhawatiran, bukan hanya guru yang merasakan, siswa pun ikut khawatir. Bukan soal kebijakan pemerintah, bukan juga soal guru yang tiba-tiba menghilang, entah kemana. Adanya perseteruan antar guru membuat khawatir kami para kelas 3. Satu hal, sekolah bersiap-siap untuk menghadapi UN, namun di sisi lain, guru punya problem lain.
Dan kalau boleh jujur, mungkin hanya berapa persen persiapan kami dalam menghadapi UN tahun ini. Sungguh, kalian kecewa bukan dengan hasil TO provinsi dari kami?. Kami sungguh belum siap, tapi mau tidak mau harus siap menghadapi ini semua.

Semoga semua permasalahan bisa cepat terselesaikan, dan bisa fokus pada satu tujuan. Amin :)