Sifat Apatis dan Kita

sifat apatis

"Musuh terbesar dalam hidup kita adalah sifat APATIS". Itu adalah cuplikan dari sebuah iklan yang akhir" ini muncul di stasiun TV. Sedikit termenung saat mendengar kalimat itu, kalau gue pikir" (sok banget mikir ._. hha) Gue merasakan sifat apatis makin terus berkembang biak pada zaman ini. Entah itu disadari secara sadar, atau bahkan kita sendiri tidak sadar, kalau kita sudah memiliki sifat apatis pada "sesuatu hal".

Pada zaman ini, teknologi yang semakin maju dan berkembang pesat, juga website" sosial media yang bertebaran dimana-mana Membuat kita menjadi seorang pribadi yang "individualisme". Jujur, terkadang gue merasakan sikap apatis pada beberapa kejadian. Gue merasakan dimana tidak adanya rasa peduli, ingin tahu lebih tentang apa yang sedang terjadi (dalam beberapa hal) dan lain sebagainya.

Sekarang, kalau orang yang 'suka banyak tanya', pasti  di bilang "Kepo". Entah, ke kepoannya itu menunjuk ke hal umum atau pribadi. Tapi sifat terlalu kepo terkadang bikin kita kesal bukan?. Sebenarnya kalau gue pikir-pikir kepo adalah langkah awal untuk mencegah sifat apatis. Namuuun, dalam kadar yang wajar, hhe Ketika kita ingin mengetahui sesuatu hal, kita bertanya" dan kita coba untuk mencari jawaban itu. Setelah mendapat jawaban pasti seseorang akan berkomentar tentang apa yang telah ia dapatkan. Pastii.. ya untuk komentar positif atau negatifnya itu tergantung sifat orang yaa. Setidaknya kita tidak menunjukkan sifat apatis itu.

Banyak sesuatu hal yang membuat kita menjadi apatis. Tapi kita bisa merubahnya dengan menghilangkan rasa ke 'individualisme' itu. Aktif di lingkungan sekitar, seperti di dalam kelas,lingkungan sekolah,dll. Sifat apatis akan membunuh rasa simpati dan empati kita secara perlahan, dan kalian tahu? jika tak ada lagi yang peduli dengan sekitar, lalu jika suatu saat kita membutuhkan sesuatu, siapa yang akan peduli pada kita?. Gue rasa ayo! kita mulai pada diri kita sendiri. Lalu, mengajak yang lain untuk kembali menumbuhkan sifat empati. :)

Komentar

  1. Bagus gan, jadi tersadar ketika membaca artikel ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, syukurlah kalau bisa bermanfaat untuk pembaca :)

      Hapus

Posting Komentar

Jika artikel ini bermanfaat, silakan Anda share dan jangan lupa untuk menautkan link blog ini ya :) Terima kasih.

Postingan populer dari blog ini

Puisi Tipografi

Cara Menghilangkan Tampilan "Welcome to Nginx"

Foto Buku Tahunan